Quality Function Deployment (QFD)
diperkenalkan oleh Yoji Akao, Professor of Management Engineering dari
Tamagawa University yang dikembangkan dari praktek dan pengalaman
industri-industri di Jepang. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1972
oleh perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard, dan diadopsi oleh Toyota
pada tahun 1978, dan tahun-tahun selanjutnya dikembangkan oleh
perusahaan lainnya.
Fokus utama dari QFD ini yaitu melibatkan pelanggan pada proses
pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah
bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu
produk yang dihasilkan sempurna, seperti yang kemarin dikatakan
diposting sebelumnya mengenai kualitas bahwa produk yang superior atau
sempurna belum tentu di butuhkan oleh konsumen.
QFD merupakan suatu metodologi yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut
dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen.
Berikut ini dikemukan beberapa definisi dari QFD antara lain :
• QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan
keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki
persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu. (Akao, 1990;
Urban Hauser, 1993).
• QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses
perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengefaluasi secara sistematis
kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
• Menurut Oakland J.S (1995), QFD adalah suatu sistem untuk mendesain
sebuah produk atau jasa yang berdasarkan permintaan pelanggan, dengan
melibatkan partisipasi fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi
tertentu.
• QFD juga dapat diartikan sebagai penyebaran fungsi-fungsi yang terkait
dengan pengembangan produk dan pelayanan dengan mutu yang memenuhi
kepuasan konsumen. (Revelle., Frigon., dan Jackson, 1995).
Berdasarkan definisinya, QFD merupakan praktek untuk merancang suatu
proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD
menterjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan
oleh organisasi. QFD memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan
kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan
tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektifitas maksimum.
QFD juga merupakan praktik menuju perbaikan proses yang dapat
memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggan.
Manfaat QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya
melalui perbaikan kualitas dan produktifitasnya secara berkesinambungan
adalah sebagai berikut :
1. Fokus pada pelanggan.
Organisasi TQM merupakan organisasi yang berfokus pada pelanggan. QFD
memerlukan pengumpulan masukkan dan umpan balik dari pelanggan.
2. Efisiensi waktu.
QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan pada
persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasikan dengan
jelas.
3. Orientasi kerja sama tim (Teamwork Oriented).
QFD merupakan pendekatan kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses
didasarkan konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan
brainstorming.
4. Orientasi pada dokumentasi.
Salah satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen
komprehensif mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses
yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.
Dari ke empat point diatas, dapat kita ketahui bahwa secara spesifik manfaat penerapan QFD yaitu sebagai berikut :
• Meningkatkan Keandalan Produk.
• Meningkatkan Kualitas Produk.
- Meningkatkan Kepuasan Konsumen.
- Memperpendek time to market.
- Mereduksi biaya perancangan.
- Meningkatkan komunikasi.
- Meningkatkan Produktivitas.
- Meningkatkan keuntungan perusahaan.
Dalam QFD ini ada empat langkah pengerjaannya, diantaranya adalah :
1. Product Planning (House of Quality)
2. Design Deployment
3. Manufacturing Planning
4. Production Planning
Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah (Lou Cohen, 1995) :
1. Tahap pengumpulan Voice of Customer.
2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).
3. Tahap analisa dan implementasi.
Pengumpulan Suara Pelanggan (Voice of Customer)
Tahap ini dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan ketrampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi pelanggan dan tingkat performasi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif dan informasi numerik tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (Polls).
0 komentar:
Posting Komentar