Introduction Design for Manufacture and Assembly (DFMA)
Posted by Sri Lestari Maharani | Category: DFMA | 4 Comments
Sistem manufaktur modern saat ini
menghadapi pasar global yang sangat kompetitif. tekanan ini menyebabkan
produsen (manufacturers) dipaksa untuk menciptakan lebih banyak produk
dengan rentan waktu hidup yang singkat dan kualitas yang lebih baik,
namun dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan perusahaan
perusahaan manufaktur perlu memikirkan desain produk dan pengembanganya
secara akurat agar tidak kalah bersaing di pasar global.
untuk meningkatkan kualitas akan tetapi
mengurangi cost produksi banyak cara yang dapat digunakan, cara yang
sering dipakai oleh perusahaan manufaktur yaitu penerapan design for
manufacture and assembly (DFMA).Karena 75-80% cost produk manufaktur
ditentukan oleh tahap desain, sehingga keputusan desain dapat secara
dramatis mengurangi biaya manufaktur dan assembly. DFMA sendiri yaitu
dasar studi rekayasa untuk memberikan bimbingan kepada tim desain dalam
menyederhanakan struktur produk yang berfungsi mengurangi biaya
manufaktur dan perakitan, dan untuk mengukur perbaikan yang akan
dilakukan. selain itu DFMA berfungsi sebagai alat pembandingan untuk
mempelajari produk pesaing dan mengukur kesulitan manufaktur dan
perakitan pada suatu produk.
Banyak yang berfikiran bahwa DFMA baru
mulai diterapkan ketika akan melakukan modifikasi produk, atau ketika
akan melakukan desain untuk tiap elemen. akan tetapi sebenarnya
penerapan DFMA harus dilakukan sejak menetukan mekanisme pembuatan
produk. Contohnya ketika memutuskan menerapkan konsep DFMA maka suatu
produk harus menentukan material yang sangat tepat untuk digunakan,
karena nantinya akan berpengaruh pada proses machining dan proses
assembly (handling,insert,fastening)pada material tersebut yang
berujung pada cost produk tersebut.
Contoh penerapan DFMA
Berikut ini merupakan salah satu proses penyempurnaan produk yang menggunakan konsep DFMA.
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa
penerapan DFMA yang digunakan yaitu dengan cara redesign produk dan
terlihat makin sedikitnya part-part yang ada. Secara logis pengurangan
part-part ini tentu saja dapat mengurangi waktu assembly dalam segi
handling (pengambilan barang untuk diassembly) dan fastening
(pengencangan),pengurangan waktu assembly tentu saja akan mengurangi
cost produksi. Akan tetapi banyak pihak yang salah kaprah dengan
mengartikan pengaplikasian proses DFMA berarti mengurangi komponen saja.
Padahal dengan pengurangan komponen maka harus difikirkan lagi
bagaimana pembuatan dan proses machining yang harus dilakukan pada
komponen baru tersebut. Ada banyak cara selain mengurangi komponen
sebagai penerapan DFMA, salah satunya yaitu pengelompokan part-part
menjadi subassembly, dan penggunaan material yang tepat. Penggunaan
material dapat mempengaruhi mass dari komponen dan selanjutnya
mempengaruhi proses handling, karena pada dasarnya material memiliki
density yang berbeda-beda, maka pemilihan material sudah seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya dalam proses machining dan
kompleksitas dari desain suatu komponen.
sumber : http://mhs.blog.ui.ac.id/sri.lestari81/2011/09/25/introduction-design-for-manufacture-and-assembly-dfma/
0 komentar:
Posting Komentar